"saat susah az lo inget ma gw, saat senang mana inget,,, saat butuh az lo nyari gw, gk butuh mah mana mau nengok,,, saat gw susah, saat gw butuh, apa lo ada buat gw??"
hmm,,, sepertinya itu adalah ungkapan yang lazim terungkap saat merasa dikecewakan, merasa disepelekan merasa ditinggalkan dan merasa dimanfaatkan (nostalgia,,hee.,,,)
sakit dan kecewa???
sudah pasti...
tapi kalau seperti ini perlu dipertanyakan,,'apakah semua yang aku lakukan itu karena aku tulus???'
"yaeyalah tulus,,,buat apa kalo gk tulus???"
'hmmm,,oiia??'
coba renungkan, kalau memang benar dilandasi oleh rasa yang tulus, mengapa harus ada kecewa?
tulus itu tidak pamrih, tak mengharap balasan
walau kita selalu ada buat dia, tapi tak seharusnya kita mengharap dia ada buat kita, selalu...
bukankah kita ada untuknya karena kita ingin memberi kan?? bukan membeli bukan??
kalaupun kita sudah memberi banyak untuknya, ini bukan transaksi jual beli sistem barter, gw kasih lo,,,lo kasih gw apa?harus impas.
kecuali kalo mang tujuan awalnya seperti itu, salaing menukar.
disaat kita tulus memberi dan dia kembali membalas apa yang kita lakukan, tak perlu ditolak, walaupun niatnya memang tak mengharap balasan, terima saja,,berarti itu rezeki kita.
disaat kita memberi dan kita mendapat balasan, anggapalah itu sebuah bonus dari kerja keras kita, tak selalu ada dan tak selalu dapat kan??? dan tak selalu diharapkan seperti gaji bulanan.
mungkin disini ada yang pernah merasa kecewa karena merasa punya andil di kehidupan seseorang tapi orang itu tak pernah menganggap kamu ada (heee,,,,curiga nu nulisna ni mah,,,:P).
sempat terpuruk dan gak mau kenal orang itu lagi (hahaha,,,so mendramatisir).
ya,,,mungkin disini ada yang seperti itu,,,
tapi untuk apa memikirkan saya dianggap atau tidak???
hidup itu adalah bermain peran di panggung pertunjukan sandiwara.
kita yang bermain peran (aktor/aktris), kehidupan adalah panggung pertunjukan sandiwaranya.
setiap orang mempunyai jalur ceritanya dan setiap orang bisa bermain dalam cerita apapun, memerankan apapun yang pasti kita akan tetap menjadi pemeran utama dalam cerita kita sendiri. cuman masalahnya, apakah ceritanya menarik atau tidak? terserah,terserah orang melihatnya seperti apa, yang penting kita punya cerita.
kita bisa mempunyai peran dalam cerita orang lain entah ikut menjadi salah satu pemeran utama atau hanya sebagai piguran. bisa dikontrak seumur hidup atau hanya borongan tergantung dari kepiawaian kita dalam bermain peran. kita bisa bertahan dalam cerita itu kalau perannya memang masih dibutuhkan dan kalau kita masih dibutuhkan untuk memerankannya, kalau tidak, mungkin kita harus keluar atau dikeluarkan dari cerita itu. kecuali kalau ceritanya kaya sinetron yang pada tayang di tv, karena rattingnya tinggi dan karena pemerannya bagus, karena orang suka ma pemerannya, walau perannya sudah tidak memungkinkan tetap saja dipaksakan ada dan akhirnya mengeje, heee,,,
dalam ceritanya dalam waktu tertentu kita bisa menjadi pemeran utama disitu tapi bisa saja tak lama berselang kita akan kehilangan peran kita atau berubah menjadi pemeran piguran yang tak terlalu dianggap penting.
kalau kontraknya sudah habis, kalau sudah tak ada lagi yang harus diperankan di sana dan kalau peran kita sudah digantikan oleh orang lain, buat apa kita bertahan dalam cerita itu. ada dan tiadanya kita sudah tak akan digubris lagi kalaupun kita pergi sudah tak akan memberi pengaruh apa-apa.
jadi,,lebih baik pergi, toh kita tetap menjadi pemeran utama dalam cerita kita dan yakin lah mungkin di luaran sana ada seseorang yang sedang menunggu kita untuk mengisi salah satu pemeran utama dalam ceritanya. yang lebih memerlukan peran kita, yang lebih ingin kita ada di sisinya untuk kesempurnaan ceritanya, selamanya.
hmm,,,hidup adalah bermain peran.dalam ceritanya peranku telah habis, peranku telah tergantidalam ceritamu, masihkan aku mempunyai peran???